OPERASI SEMUT PERDANA
Saya datang sekitar pukul setengah 9 di Seven Eleven dekat GI (janjiannya di sana). Saya menunggu dan gak lama kemudian Umen dateng dengan tim-nya. Lalu terlihat beberapa peserta mulai registrasi. Saya go with the flow aja. Rencana berubah memang akhirnya, tidak jadi Bundaran HI ke Monas, tapi dari Sevel ke Bundaran HI, putar balik dan jalan sampai ke titik awal lagi. Di otak saya, oke… jalurnya gak jauh ternyata. Sip! Saya menunggu sampil jeprat jepret dan laporan pandangan mata ke tim #BeraniMengubah di twitter. Terus sempet ketemu orang B Channel yang wawancara Umen. Ternyata dia ngenalin saya karena sempet wawancara saya di Learning Lounge dulu, jadilah saya ikutan diwawancara tentang pendapat saya mengenai Operasi Semut. Dia tanya… bakal beda ga? bakal efektif ga? Saya bilang… kita lihat sajaaaa, tapi saya yakin ya! =)
Sekitar pukul 9.15, Umen briefing peserta terkait jalur dan perlengkapan. Kita dibagikan sarung tangan dan trash bag. Daaann… Operasi Semut perdana resmi dilakukan!!! =D
Seru gilak!!! Ini orang-orang ngeliat sampah seneng banget! hahahaha. Ada beberapa hal unik yang menjadi catatan saya. Misalnya, sampah paling ngegemesin itu buat saya ada 2: puntung rokok dan tusuk gigi. Puntung rokok yang uda kecil-kecil itu buanyaaakkk banget. Tusuk gigi, kecil gitu, tipis, kadang suka terlewatkan dan gak kepungut, jadi butuh lebih jeli. Terus ya, bete juga kalau ada sampah yang disempilin di semak-semak tumbuhan. Itu rese parah!!! Kenapa??? yang disempilin itu banyak dan berserakan banget! Rasanya, saya bisa empati sama pemulung sekarang! Lalu, hal lainnya adalah di car free day itu, di mana PASTI banyak orang yang makan dan minum di sana… tempat sampah-nya minim sekali!!! Jadi sempat saya bantu peserta membuang pecahan beling teh botol (gak tau itu iseng apa gimana), dan itu mesti saya bawa berjalan sampai nemu tempat sampah (dan tentunya mengorek tempat sampah untuk dapat kertas dan plastik untuk bungkus pecahannya). Tapi, saya senang sekali melihat beberapa orang yang ikut bantu memungut sampah! Bener! Seneng rasanya deh! =D
Hari itu bener-bener membuat saya jauh lebih menghargai pemulung, dinas kebersihan, kepedulian untuk membuang sampah pada tempatnya!
Ini ada foto dokumentasinya (yang pernah saya publish via twitter juga. =)
MENTORING #4
Setelah selesai Operasi Semut, saya langsung menuju GKBI dengan menggunakan Trans Jakarta untuk mengikuti sesi mentoring ke-empat. Hari ini Alika akan presentasi tentang LANDA Centre.
Dan hari ini kita kedatangan guess mentor yang sharing pengalaman super gokil-nya; Mas Doge (Sanggar Anak Akar) dan Mba Ozka (Shoe Box Project). Sanggar Akar sudah tidak asing bagi saya, berhubung Mas Doge sudah sempat menjadi sayass mentor di mentoring kedua. Tapi hari itu, saya menjadi lebih banyak mengenal Sanggar Akar secara mendetail, termasuk kurikulumnya. Mba Ozka dengan Shoe Project-nya… left me speechless there. I really mean speechless. Analogi kotak sepatu rasanya sangat tepat, bahwa mereka yang tidak beruntung (kotak sepatu) ada supaya kita menjadi berguna (sepatu) –> “Karena sepatu yang membutuhkan kotak, bukan sebaliknya”. Keren! Dan salah satu hasilnya adalah buku “Kaki Mimpi” yang berisi seratus cerita anak-anak tentang mimpi mereka dan juga cara bagaimana mereka bisa mencapainya (jadi inget Kotak Mimpi hehehe <– klik di bagian atas blog ini).
Personally, saya menanti-nanti presentasi Alika memang. Menurut saya, program yang dia rancang itu unik dan kompleks. Sangat menantang untuk dijalankan! Dan setelah mendengar presentasi Alika, saya berpikir ide ini… GREAT!!! Bener kata Pandji, ide ini mengingatkan akan film Up, di mana generasi tua membagikan ilmu-nya pada generasi muda. Melalui proses itu, kedua generasi akan mendapatkan benefit (generasi tua self-esteem, self confidence-nya akan meningkat… saya lebih setuju bilang bahwa kegiatan ini membantu tahapan perkembangan psikososialnya generasi tua; generasi muda akan mendapatkan ilmu dan juga hal yang menurut saya generasi muda jaman sekarang mulai buta, sejarah).
Menurut saya, Alika mempersiapkan plan-nya dengan cukup baik dan udah nemu inti cerita (key) yang ingin disampaikan, tapi masih ada hal-hal yang perlu dipastikan dan diperhatikan. Hal-hal itu terkait desain budget juga. Banyak sekali insight yang dibagikan Mas Angga Sasongko, Mas Shafiq, dan Pandji terkait desain budget. Mba Ruri juga ikut mengkritisi dengan sangat oke! Desain budget ini pada intinya harus dibuat secara rinci terkait detail program. Jadi bisa tahu jelas berapa dana yang sudah dikeluarkan untuk hari H, persiapan, dan yang habis untuk inventaris. Mas Angga menuliskan ada hal-hal yang habis sekali pakai, yang bisa dijadikan inventaris, dan yang menjadi wish list. Wish-list ini biasanya dipenuhi melalui networking. Pandji memberikan contoh super konkrit terkait pendanaan event Musicera (untuk Yayasan Pita Kuning) yang… hanya mengeluarkan modal tidak lebih dari pulsa telepon 100.000, tetapi berhasil menghasilkan uang sebesar 35 juta Rupiah.
Mentoring kali ini rasanya cukup menjawab hal-hal terkait finansial yang memang saya (dan juga peserta lainnya) butuhkan untuk melakukan gerakan sosial. Tidak sabar dengan minggu terakhir, sekaligus tidak ingin cepat selesai! =)
woaaa…
minggu kemarin fun banget XD
Iyaaaaaa 😀