Selamat sore teman-teman!
Melalui Facebook notes ini saya ingin menghimbau teman-teman untuk berhati-hati dalam mengisi kuesioner.
Sebelumnya, biarkan saya sedikit bercerita mengenai pengalaman saya.
Sore ini saya baru saja mengkonfrontasi seorang pria muda yang nampaknya sedang menyebarkan kusioner yang berjudul “SURVEY SEPUTAR WANITA”. Survey ini berisikan pertanyan-pertanyaan tentang aktivitas masturbasi yang dilakukan oleh wanita.
Survey-nya aneh, karena:
1. Tidak tertulis tujuan penelitian yang cukup jelas. Di sana hanya tertulis kenapa dia hanya survey wanita yang menurut asumsi dia lebih tertutup dalam berbagi pengalamannya mengenai isu sensitif ini, padahal kata dia bisa menambah wawasan (yang juga tidak dijelaskan wawasan apa yang dimaksud).
2. Tidak ada data mengenai peneliti. Tidak ada kontak, tidak ada email, tidak ada apapun yang menunjukkan bahwa dia sedang melakukan survey resmi atau terkait tugas kuliah.
3. Pertanyan-pertanyaan survey yang ada di sana sangat cocok untuk penelitian deskriptif bagaimana, di mana, kapan, dengan menggunakan apa, sedang berfantasi apa wanita ketika sedang masturbasi. Yang menurut saya, kayaknya sih kalau saya jadi si peneliti, saya bisa menuliskan novel yang mungkin menyaingi 50 shades of Grey.
Tapi, saya tidak ingin menuduh pria muda ini (yang melalui akun facebooknya saya ketahui tengah berkuliah di salah satu universitas terbaik di Jakarta) tanpa alasan yang jelas. Saya cek dia kuliah di mana, angkatan berapa, dan jurusan apa.
Jadi bertanyalah saya kepada si pria ini melalui facebook message-nya.
Saya bertanya tentang kepentingan survey ini secara lebih jelas. Jawaban dia adalah karena dia ingin membuat sebuah ensiklopedi seputar seks. Hal ini dia lakukan untuk mencari uang dengan banyaknya clickers di web tersebut nanti. Dan dia sudah melakukan survey sebelumnya bahwa topik seks akan sangat banyak diminati.
Yes, sex sells. Tapi waktu saya tanya mana hasil survey sebelumnya, dia bilang belom diolah. Lah??? Kok bisa udah keluarin survey ini padahal data yang mendukung diadakannya survey tersebut belum diolah dan hasilnya belum pasti?
Aneh.
Lalu saya coba cek akun facebook dia. Di tahun sebelumnya dia menulis sebuah status yang intinya “Kalau ingin ngobrol tentang sex silakan tinggalkan nomor telepon dengan message saya”. Ketika saya tanyakan, dia bilang sih itu untuk survey tapi tidak ada tanggapan. Lah… kalau itu survey, kenapa tidak ada tulisan itu untuk survey?? Malah lebih terkesan seperti, maaf, mencari teman untuk phone sex.
Singkatnya, saya minta dia untuk menarik kembali survey tersebut. Dan dia sejauh ini sudah melakukannya.
Saya mau menghimbau teman-teman untuk lebih skeptis dan kritis dalam menanggapi survey dengan isu sensitif seperti ini. Caranya:
1. Pastikan di survey tersebut secara jelas tertulis tujuannya / kepentingannya tanpa harus membuat Anda bertanya kembali kepada si peneliti.
2. Pastikan di survey tersebut tertera identitas yang jelas tentang peneliti. Identitas yang jelas adalah identitas yang kalau survey ini bermasalah, Anda yakin Anda bisa mencari peneliti ke mana. Akan lebih aman apabila tertera lembaga resmi yang bisa Anda kroscek terlebih dahulu sebelum mengisi, mengingat data yang akan Anda masukkan adalah isu sensitif.
3. Sebelum mengisi, telusuri seluruh pertanyaan. Apakah iya pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan tujuan/kepentingan yang tertera di awal.
Sekian himbauan saya. Terima kasih.
Salam hangat,
Jessica Farolan.
Wah jangan-jangan maniak seks tuh, dia make hasil survei buat fantasi pribadinya. 😨