Review: “Milly & Mamet (Ini bukan Cinta & Rangga)” | NO SPOILER

Waktu Cinta ngomong “BASI! Madingnya udah mau terbit!” dan berusaha nutupin buku pakai sepatu (dan entah mengapa bisa enggak keliatan), saya lagi duduk di kelas 2 SMP. Waktu itu saya lebih fokus ke tema persahabatan dibanding cinta-cintaan. Maklum, sekolah di sekolah perempuan semua kala itu sepertinya membuat saya telat naksir cowo. Nicsap baru terlihat menggiurkan waktu saya duduk di SMA (Yes, he is so handsome in GIE imho). Dan baru setelahnya saya kembali nonton Ada Apa Dengan Cinta lagi dan merasakan apa yang seharusnya dirasakan ketika nonton AADC (Yes, BASI!).

Tujuh belas tahun kemudian, muncul AADC 2. This movie is legendary and iconic. Tahu kenapa? Karena ketika muncul AADC 2, muncul pula sequel film jadul lainnya. Tapi, tidak ada yang sesukses AADC 2. Sebut saja Eiffel I’m in Love 2 yang sangat amat gagal membuat tokohnya bertumbuh. Tapi Cinta dan Rangga dengan suksesnya membuat semua orang lebih milih Yogya ketimbang Paris. Sukses juga membuat Miles membuat film “Milly & Mamet”.

It is Ernest Prakasa!

Film ini digarap Ernest Prakasa. Setelah film Cek Toko Sebelah dan Susah Sinyal, ada hal yang terlihat menjadi ciri khas atau menjadi hal yang pasti kita temui di film Ernest.

Pertama, komedi dan drama punya jalurnya masing-masing. We know what to expect when we see certain characters. Di satu sisi ini membuat rapi. Di sisi lain, terkadang ini membuat film terasa memiliki alur terpisah.
Di Milly & Mamet, rasanya Ernest dan Meira Anastasia berhasil meleburkan hal ini. Karakter Milly dan Mamet memang seharusnya komikal dan Ernest berhasil membuat kedua karakter ini kuat unsur komedi dan dramanya. Tapi, ciri khas dua jalur komedi dan drama ini masih terasa.

Kedua, scene kumpulan foto di awal untuk menjelaskan secara singkat latar belakang karakter. Ini memang baru kedua kalinya Ernest dan Meira menggunakan trik (I don’t know what to call this thing). Trik ini sangat menarik ketika pertama kali saya menemukannya di film Susah Sinyal (ditambah lagu yang liriknya menceritakan perasaan si Ibu terhadap si anak perempuannya – mantul lah!). Trik ini juga membantu menjelaskan banyak sisi cerita secara singkat di Milly & Mamet. Dan saya belum menemukan trik yang sama digunakan di film Indonesia lain. Jadi, I guess it is safe to say that it is Ernest’s & Meira’s trademark?

It is what it promised. Ini bukan Cinta dan Rangga.

Milly dan Mamet. Bukan Cinta dan Rangga. Cinta dan Rangga itu semacam Romeo & Juliet, cinta-cintaan. Milly dan Mamet ya selayaknya Milly dan Mamet yang kita temukan di AADC dan AADC 2. Konsistensi karakter dan pertumbuhan karakternya bagus! Maksud saya, Milly dan Mamet yah… bloon, tapi udah pinteran. Universe AADC di sini pun mendukung ke-bloon-an mereka. Bahkan celetukan-celetukan Cinta juga mendukung. Belum lagi cast lainnya yang memang terasa hanya akan muncul di dunia Milly dan Mamet. Sebut saja Isyana (yang luar biasa sekali!), Aci, Dinda, Acho, dsb.
Sebagai penonton, saya sih merasa apa yang dijanjikan sangat amat terpenuhi.
You will know when you watch it. I will not give anything specific here.

Overall Opinion

Buat saya, menonton Milly & Mamet seperti membaca fanfiction. Kalau enggak tau fanfiction itu apa, singkatnya membuat cerita dari tokoh yang sudah ada (entah tokoh nyata ataupun fiksi). I have to say that Ernest and Meira is a good fanfiction writer. Milly was never my favorite character in AADC (let alone Mamet). But I can fall in love with the story & the characters, bahkan di bioskop ada yang sampai latah ngomong mendukung tokoh di film saking serunya. Dan yang paling penting, nyokap yang enggak engeh bahwa film ini AADC universe segitunya, bisa menikmati. Jarang-jarang saya baca fanfiction yang tokohnya enggak saya kenal tapi saya bisa ngikutin ceritanya sampai habis dan jatuh cinta sama ceritanya.

Jadi, saya akan ngasih film ini 8.5/10 dan saya mau nonton lagi!

Kurangnya film ini cuma satu. Kurang Arie Kriting.

 

24 Desember 2018
(Penggemar Melki #SusahSinyal)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s