40 Minutes With Andy Flores Noya

During this pandemic situation, I think I develop a new skill. I became quite good at moderating talks. It’s funny to me since I never really had an intention to be a moderator. All I want is to have a healthy space to channel my zest. I have this huge energy inside and I have to use that energy so it will not eating me from inside. So I took the opportunities to be a moderator for some events. Turns out, people or the audience love it.

And some of the experiences led me to this big opportunity. Tanoto Foundation entrusted me to have a talkshow with THE interviewer. THE Kick Andy host himself.

Oh my God. I learned a lot during the preparations and also from his stories.

I think people who watched the talk also learned a lot. So here’s the recording from Tanoto Foundation Youtube Channel:
https://www.youtube.com/watch?v=33mxH9yiEzg&feature=share&fbclid=IwAR3xFX9rsRrzqt0L5NM1yaQOhKlt_gYrSl1BBDeVEpQevT7oZP57tGCGVU4

Social Intelligence – Tipe Kepribadian Ekstrovert lebih cerdas daripada Introvert?

Artikel ini sudah pernah dipublikasikan di kepribadianmu.com pada 2017.

Setelah beberapa tulisan saya mengenai social intelligence atau kecerdasan sosial dipublikasikan, saya mendapatkan tanggapan yang positif dari para pembaca. Selain tanggapan positif, saya juga turut mendapatkan pertanyaan-pertanyaan seputar kecerdasan sosial. Terdapat sebuah pertanyaan yang menarik bagi saya, yaitu Apakah ada hubungannya antara tingkat tinggi-rendahnya kecerdasan sosial seseorang dengan introvert-extrovert?”

Continue reading “Social Intelligence – Tipe Kepribadian Ekstrovert lebih cerdas daripada Introvert?”

Social Intelligence – Ilmu Psikologi Tentang Sebuah Hubungan Yang Tulus

Artikel ini sudah pernah dipublikasikan di kepribadianmu.com pada 2017.

Suatu hari, seorang teman datang kepada saya untuk curhat. Ia bercerita bahwa ia sedang merasa kesal dan kecewa terhadap sahabatnya, yang kita sebut saja dengan Tika. Dari deskripsi teman saya, Tika adalah seseorang yang sangat ramah, aktif, banyak senyum, pembuka obrolan di kala situasi membuat ia ‘mati gaya’. Karakteristik Tika inilah yang membuat teman saya cepat menjadi dekat dengannya. Tetapi, teman saya kemudian merasa Tika tidak tulus. Sampai akhirnya teman saya ini merasa seringkali dimanfaatkan dan ia menjadi kecewa terhadap Tika.

Cerita teman saya ini rasanya bukan cerita yang asing bagi kita. Mungkin kita pernah bertemu dengan orang-orang yang sepertinya sangat menarik dan selalu punya bahan pembicaraan ketika bertemu. Orang-orang yang kita pikir tidak bermasalah dalam menjalin hubungan. Namun ternyata orang-orang ini yang justru tidak memiliki hubungan berkualitas dengan orang lain yang sifatnya long-lasting.

Apabila dikaitkan dengan social intelligence, apakah orang-orang ini sebenarnya memiliki kecerdasan sosial yang tinggi?

Continue reading “Social Intelligence – Ilmu Psikologi Tentang Sebuah Hubungan Yang Tulus”

Social Intelligence – Kesalahan Dalam Berempati

Artikel ini sudah pernah dipublikasikan di kepribadianmu.com pada 2017.

“Apa itu Empati?”

Kalau saya melontarkan pertanyaan ini setidaknya 7 tahun lalu ketika menjadi pembicara di training sekolah, jawaban-jawaban yang diberikan belum terlalu tepat karena peserta kebingungan membedakan empati dan simpati (merasakan emosi tertentu karena keadaan atau situasi yang dialami orang lain). Beberapa tahun ini, peserta-peserta pelatihan yang saya latih tidak terlalu kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mereka langsung menjawab dengan satu kalimat yang sudah sangat sering kita dengar: “putting yourself in someone else’s shoes” atau merasakan apa yang orang lain rasakan. Jawaban itu benar dan sehari-haripun mereka sebenarnya, kurang lebih, sudah melakukannya. Dan saya yakin begitu juga dengan Anda.

Nah sekarang, coba kita ingat kembali dan merefleksikan praktik empati kita. Pernahkah Anda mendengar kalimat “Ih, gue enggak minta (dibantu) juga kok”, entah itu ditujukan kepada niat baik Anda ataupun orang lain? Kalau iya, pernahkan bertanya-tanya kenapa maksud baik yang sudah dilakukan dengan memikirkan kondisi dia malah tidak dirasa membantu? Jangan-jangan sebenarnya kita melakukan kesalahan dalam berempati?

Continue reading “Social Intelligence – Kesalahan Dalam Berempati”

Social Intelligence – Potensi Luar Biasa Yang Tidak Disadari

Artikel ini sudah pernah dipublikasikan di kepribadianmu.com pada 2017.

Setiap orang memiliki dua tujuan hidup yang seringkali diucapkan sebagai doa ketika berulang tahun; sukses dan bahagia. Semua daya dan upaya selalu diarahkan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Demi mencapai kedua hal ini, kita rela melakukan berbagai macam cara. Banyak orang yang rela melanjutkan studi demi mendapatkan kompetensi yang dapat digunakan untuk memperoleh kesuksesan yang lebih besar. Bahkan beberapa orang rela belajar ilmu hitam dan melakukan tindak kejahatan demi sukses dan bahagia. Padahal, tanpa kita sadari kita sudah memiliki modal yang sangat baik untuk mencapai kedua hal tersebut.

Menurut beberapa penelitian di bidang psikologi dan neurologi, manusia sudah terlahir dengan potensi untuk mencapai kedua hal tersebut, yaitu kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain atau social intelligence. Bagaimanapun, manusia disebut sebagai makhluk sosial, sehingga tidaklah aneh kalau sebenarnya manusia dibekali dengan kemampuan untuk bersosialisasi.

Continue reading “Social Intelligence – Potensi Luar Biasa Yang Tidak Disadari”

Kamu sudah bahagia? Yakin?

Saya masih ingat jelas ketika pertama kali saya submit ide saya untuk program #BeraniMengubah kategori Gaya Hidup & Kesehatan. Ide saya adalah edukasi mengenai bahaya depresi kepada masyarakat (mengingat WHO saat itu mengumumkan Depresi sebagai sebuah krisis global). Ide ini adalah salah satu saran yang saya tulis di skripsi saya; yang artinya topik depresi dan kesehatan mental adalah concern utama saya saat itu. Ide saya menang. Tetapi selama penggodokan, ide tersebut disarankan untuk dibungkus dengan sesuatu yang lebih menarik, yaitu mengubah topik ke arah happiness (instead of something dark like depression).

Menarik. Tapi sulit. Sulit karena happiness is a common sense. I never really read a scientific journal regarding happiness before. Kata bahagia lebih sering saya temukan di buku motivasi ketimbang buku-buku ilmiah, saat itu setidaknya. I was thinking like, “If you want to be happy, just do something that makes you happy. As simple as that”. Kalau makan bisa bikin bahagia, ya makan. Kalau nonton stand up comedy bisa bikin seneng ya nonton. Kadang seneng dan kadang sedih itu ya memang hidup. Sesederhana itu. Bahagia itu ya common sense. Bukan sesuatu yang ilmiah dan ada ilmunya, layaknya leadership atau public speaking.

And that is where I was wrong. Salah banget, karena ternyata ada ilmunya. Salah banget, karena kita bisa kok merasa bahagia terus kalau tahu caranya. Continue reading “Kamu sudah bahagia? Yakin?”

I’m not good enough, yet. So I’ll learn better.

I’m not saying this as a pessimist.
I’m saying this because I think I just find out the right attitude to become better.

I realized one thing recently, that I complained a lot. Though I learn many things, I learn after complaining. Which usually takes energy, emotions, and a lot of time.

But, today after thinking about it for hours, I came to one realization.
“If my senior (the one who has more experiences and is wiser) was not complaining while he and I were in the same damned situation…. Then, I should not be complaining and learn why my senior does not complain”.
Why?
Simple. He is called senior because he has more experiences that made him think that situation is not damned at all. It’s a piece of cake for him. While it is a big piece of cake for me. I need to learn what makes the cake is just another piece for him. That way, I learn and I become better.

And. I’m not good enough, yet. Because I think I just ate quite a big cake.
But I do believe that it will become another piece of a cake later.

 

Sincerely,

Jessica Farolan (ready to eat more big cakes).