Social Intelligence – Tipe Kepribadian Ekstrovert lebih cerdas daripada Introvert?

Artikel ini sudah pernah dipublikasikan di kepribadianmu.com pada 2017.

Setelah beberapa tulisan saya mengenai social intelligence atau kecerdasan sosial dipublikasikan, saya mendapatkan tanggapan yang positif dari para pembaca. Selain tanggapan positif, saya juga turut mendapatkan pertanyaan-pertanyaan seputar kecerdasan sosial. Terdapat sebuah pertanyaan yang menarik bagi saya, yaitu Apakah ada hubungannya antara tingkat tinggi-rendahnya kecerdasan sosial seseorang dengan introvert-extrovert?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita samakan persepsi mengenai ekstrovert dan introvert terlebih dahulu. Harus diakui bahwa terdapat pemahaman yang tidak cukup tepat mengenai ekstrovert dan introvert yang dipegang oleh masyarakat kita. Ekstrovert cenderung diasosiasikan dengan senang berinteraksi sosial dan mudah untuk bergaul, serta memiliki banyak teman. Sedangkan introvert diasosiasikan dengan tipe pendiam, socially awkward, dan tertutup.

Pandangan umum tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya tepat. Pandangan ini membuat masyarakat kita memandang orang-orang dengan tipe kepribadian introvert terkesan sebagai orang-orang yang tidak menikmati bersosialisasi sama sekali. Padahal, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, orang-orang dengan tipe kepribadian ekstrovert maupun introvert sama-sama menikmati dan merespon situasi sosial secara positif.

Orang-orang ekstrovert adalah mereka yang mendapatkan energi dari keberadaan orang lain di sekitarnya. Mereka secara alami lebih aktif mencari situasi sosial. Berkebalikan dengan mereka yang ekstrovert, orang-orang introvert butuh “me time” atau waktu untuk menikmati kesendirian untuk mengembalikan energi. Namun demikian, hal ini tidak berarti mereka tidak bisa seaktif dan semangat seperti orang-orang ekstrovert.

Nah, sekarang, mari kita lihat kembali apa yang dimaksud dengan social intelligence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami perasaan, pikiran, dan perilaku orang lain dan bertindak secara tepat berdasarkan pemahaman tersebut demi membangun hubungan yang hangat serta tulus dengan orang lain. Berdasarkan definisi tersebut, maka yang menjadi indikasi seorang dengan kecerdasan sosial yang tinggi adalah mereka yang peka dan mampu membangun hubungan relasi dengan kuantitas dan kualitas yang baik. Maka artinya setiap orang seharusnya bisa untuk memiliki kecerdasan sosial yang tinggi, terlepas dari tipe kepribadian mereka ekstrovert ataupun introvert. Seorang ekstrovert memiliki karakter yang bisa menjadi indikasi dari tingginya kecerdasan sosial, yaitu mudah untuk membangun relasi dengan alami tanpa kesulitan. Di sisi lain, orang introvert juga memiliki karakter yang dapat menjadi indikasi dari tingginya kecerdasan sosial, yaitu seringkali peka terhadap perasaan dan kebutuhan emosi orang di sekitarnya. Hal ini mungkin disebabkan karena orang introvert yang cenderung lebih menjadi pemerhati dalam sebuah situasi sosial.

Namun sebaliknya setiap dari orang introvert dan ekstrovert juga memiliki karakter yang dapat menjadi indikasi dari rendahnya tingkat kecerdasan sosial. Orang introvert cenderung sulit untuk memulai dan membangun hubungan sosial yang alami. Sedangkan, orang ekstrovert cenderung tidak peka atau sensitif terhadap orang di sekitarnya, sehingga seringkali tindakannya dapat menimbulkan kesalahpahaman dan rasa tidak nyaman bagi orang lain di sekitarnya.

Hal ini menunjukkan bahwa ekstrovert atau introvert tidak menentukan tinggi atau rendahnya kecerdasan sosial seseorang. Masing-masing memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengembangkan kecerdasan sosialnya dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena kecerdasan sosial adalah sebuah kemampuan yang dapat dilatih oleh seseorang selama dirinya memiliki niat dan strategi yang tepat. Walaupun demikian, seorang ekstrovert memiliki keuntungan dalam proses pengembangan kecerdasan sosial ini dibandingkan orang introvert. Seorang ekstrovert secara otomatis mencari orang lain untuk memulai hubungan interpersonal, karena bersama dan berinteraksi dengan orang lain memberikan dirinya energi. Hal ini kemudian membuat orang ekstrovert akan mendapat kesempatan lebih sering untuk terpapar dengan situasi sosial dan memiliki kesempatan lebih banyak untuk melatih kecerdasan sosialnya.

Jadi, siapapun diri kita, apakah seorang yang ekstrovert maupun introvert, jangan khawatir dengan tingkat kecerdasan sosial kita. Selama kita memahami pentingnya kecerdasan sosial bagi diri kita, lalu kita memahami cara untuk melatih hal tersebut dengan tepat (mungkin salah satunya dengan terus mengikuti tulisan saya), dan berkomitmen untuk terus berlatih, maka kita pun pasti akan memiliki perkembangan yang signifikan dalam proses peningkatan kecerdasan sosial kita.

Selamat berlatih dan selamat berkawan. Karena hidup yang bahagia adalah hidup yang dikelilingi oleh kawan yang memberi hidup sebuah makna.

Sincerely,
Jessica Farolan (si ekstrovert).

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s